Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Selasa, 02 Oktober 2012
Pengertian Jamur
Jamur atau fungi merupakan makhluk hidup yang sudah
mempunyai membran inti (eukariot). Jamur memiliki dinding sel yang mengandung
kitin. Jamur tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung
klorofil, jamur memperoleh makanan dari lingkungan disekitarnya (heterotrof).
Jamur ada yang bersel satu (uniseluler), tetapi umumnya bersel banyak
(multiseluler).
Struktur tubuh jamur bersel banyak terdiri
atas miselium dan spora. Jamur bersel banyak tubuhnya terdiri
atas benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman
bercabang-cabang yang disebut miselium.
Pada jamur tempe dan jamur oncom, hifa-hifa ini terlihat
seperti kapas. Hifa jamur ada yang bersekat dan tiap sekat mengandung satu sel,
tetapi ada juga yang tidak bersekat dengan banyak inti sel.
Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi,
(Yunani, Mykes = jamur)
Ciri-Ciri Jamur
1. Ukuran dan Bentuk
Tubuh
Jamur ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Namun,
sebagian besar jamur multiseluler. Jamur uniseluler berukuran mikroskopis,
contohnyaSaccharomyces cerevisiae. Jamur multiseluler ada yang berukuran
mikroskopis dan ada yang berukuran makroskopis, contohnya Volvariella
volvacea.
Bentuk tubuh jamur bervariasi, dari yang berbentuk oval pada
jamur uniseluler sampai yang berbentuk benang atau membentuk tubuh buah pada
jamur multiseluler. Jamur yang berupa benang membentuk lapisan seperti kapas,
bercak, atau embun tepung (mildew) pada permukaan substrat tempat hidupnya,
misalnya pada buah dan makanan. Tubuh buah jamur memiliki bentuk yang beragam
antara lain seperti mangkuk, payung, setengah lingkaran, kuping, atau bulat.
Tubuh buah ada yang muncul di atas tanah dan ada yang berada di dalam tanah.
Tubuh buah jamur tersebut berukuran makroskopik.
2. Struktur dan Fungsi
Tubuh
Jamur adalah organisme eukariot dengan dinding sel yang
tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil untuk melakukan
fotosintesis. Beberapa jenis jamur memiliki zat warna, contohnya Amanita
muscaria memiliki tubuh buah berwarna merah.
Jamur multiseluler memiliki sel-sel memanjang berupa
benang-benang yang disebut hifa (jamak: hifae). Hifa pada jenis
jamur tertentu memiliki sekat antar sel yang
disebut septum (jamak: septa). Septa memiliki celah sehingga sitoplasma
antara sel yang satu dengan sel lainnya dapat saling berhubungan. Jenis jamur
yang lain, hifanya tidak memiliki septa sehingga tubuh jamur tersebut merupakan
hifa panjang dengan banyak inti. Hifa tanpa septa disebuthifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang
tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Adanya septa merupakan salah satu
dasar klasifikasi jamur.
Hifa jamur bercabang-cabang dan berjalin
membentuk miselium (jamak:miselia). Sebagian miselium ada yang
berfungsi untuk menyerap makanan. Miselium untuk menyerap makanan
disebut miselium vegetatif. Miselium vegetatif pada jamur tertentu
memiliki struktur hifa yang disebut houstorium(jamak: houstoria).
Houstorium dapat menembus sel inangnya. Houstorium merupakan organ penyerap
makanan dari substrat / inang. Bagian miselium juga ada yang berdiferensiasi
membentuk alat reproduksi yang menghasilkan spora. Miselium ini
disebut miselium generatif. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi
tubuh buah.
Struktur jamur
Cara Hidup
Cara Makan
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan
organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya. Sebelum diserap, zat organik kompleks akan diuraikan menjadi zat
organik sederhana oleh enzim yang dikeluarkan jamur. Penguraian atau pencernaan
zat organik di luar sel atau tubuh jamur ini disebut sebagaipencernaan
ekstraseluler. Bahan organik yang diserap selain digunakan langsung untuk
kelangsungan hidupnya, juga ada yang disimpan dalam bentukglikogen.
Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung
pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya.
Berdasarkan cara memperoleh makannya, jamur mempunyai sifat
sebagai berikut:
Saprofit
Jamur yang bersifat saprofit memperoleh zat organik dari
sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup. Misalnya serasah (ranting atau
daun yang telah gugur dan melapuk), pakaian dan kertas. Jamur dengan sifat ini
di alam berperan sebagai pengurai (dekomposer) utama. Penguraian oleh jamur
menyebabkan pelapukan dan pembusukan.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase
pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul
sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga
langsung menyerap bahan-bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan
oleh inangnya.
Parasit
Jamur yang bersifat parasit memperoleh zat organik dari
organisme hidup lain. Jamur dengan sifat ini merugikan organisme inangnya
karena dapat menyebabkan penyakit. Jamur parasit terbagi menjadi:
1.Parasit obligat
Merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
2. Parasit fakultatif
Adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang
yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.
Mutual
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis
mutualisme. Jamur dengan sifat mutual hidup saling menguntungkan dengan
organisme inangnya. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari
organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu
jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada lichenes.
Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan
aseksual (vegetatif).
Reproduksi Seksual
Reproduksi secara seksual pada jamur yaitu melalui:
1. Spora seksual
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di
dalam sporangium terdapat spora. Spora jamur dibedakan menjadi dua, yaitu
spora seksual dan spora aseksual. Spora seksual membelah secara meiosis dan
Spora aseksual membelah secara mitosis. Contoh spora seksual adalah zigospora,
askospora, dan basidiospora,. Contoh spora aseksual adalah sporangiospora dan
konidiospora.
Spora seksual dihasilkan secara singami, yaitu
penyatuan sel atau hifa yang berbeda jenis. Singami terjadi dalam dua tahap,
tahap pertama adalahplasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua
adalah kariogami(peleburan inti). Plasmogami menghasilkan sel atau hifa
berinti dua (dikarion) yang haploid. Sel atau hifa dikarion yang haploid (n)
kemudian mengalami penyatuan inti membentuk keturunan berinti satu (monokarion)
yang diploid (2n). Keturunan diploid dengan cepat kemudian membelah secara
meiosis membentuk spora seksual yang haploid (n).
Reproduksi Aseksual
Reproduksi secara aseksual pada jamur yaitu melalui:
1. Kuncup atau Tunas
Pembentukan kuncup atau tunas terjadi pada jamur uniseluler.
Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.
2. Pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium)
Pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) terjadi pada
jamur multiseluler. Hifa jamur dapat terputus dan setiap fragmen dapat tumbuh
menjadi tubuh buah.
3. Spora aseksual (spora vegetatif)
Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya
uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai,
jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora
aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka
spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidiospora
(spora konidia / konidia). Sporangiospora dihasilkan dari pembelahan mitosis
sel dalam kotak spora (sporangium) yang terdapat pada ujung sporangiofor
(struktur yang mendukung sporangium). Sedangkan konidiospora dihasilkan dari
pembelahan mitosis sel pada ujung konidiofor (pendukung konidia).
Sporangiospora dan konidiospora bersifat haploid (n).
Habitat
Jamur hidup pada lingkungan yang beragam. Habitat jamur
berada di darat (terestrial) dan di tempat-tempat yang lembap. Meskipun
demikian, banyak pula jenis jamur yang hidup pada organisme atau sisa-sisa
organisme di laut atau di air tawar. Jamur dapat hidup di lingkungan asam,
misalnya pada buah yang asam. Jamur juga dapat hidup pada lingkungan dengan
konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai. Jamur yang hidup
bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak dapat hidup di habitat yang
ekstrim, misalnya gurun, gunung salju, dan kutub. Jenis jamur lainnya hidup
pada tubuh organisme lain secara parasit maupun simbiosis.
Klasifikasi
Berdasarkan cara reproduksi seksualnya, jamur
diklasifikasikan menjadi:
1. Zygomycota (Jamur
Zigot)
Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora
istirahat yang berdinding tebal yang disebut zygospora. Zygospora merupakan
hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Struktur Tubuh : Miseliumnya bercabang banyak dan hifanya tidak
bersekat-sekat (bersifat senositik). Septa ditemukan hanya pada saat sel
reproduksi terbentuk. Miselium pada Rhizopus mempunyai tiga tipe hifa, yaitu:
Stolon : hifa yang membentuk jaringan pada permukaan
substrat (misalnya roti).
Rhizoid : hifa yang menembus subtrat dan berfungsi sebagai
jangkar untuk menyerap makanan.
Sporangiopor : hifa yang tumbuh tegak pada permukaan
substrat dan memiliki sporangia globuler (berbentuk bulat) diujungnya.
Tubuhnya multiseluler.
Dinding sel mengandung kitin.
Zygomycota tidak memiliki tubuh buah.
Habitat umumnya di darat, di tanah yang lembab atau sebagai
saprofit.
Zygomycota ada yang hidup sebagai saprofit, parasit pada
manusia dan tumbuhan sehingga menyebabkan penyakit, bersimbiosis saling
menguntungkan dengan organisme lain. Misalnya dengan ganggang hijau biru atau
ganggang hijau membentuk lumut kerak (Lichen), dan dengan akar tumbuhan tinggi
sebagai mikoriza. dan ada yang hidup di kotoran ternak disebut koprofil.
Reproduksi:
Vegetatif: dengan fragmentasi miselium atau spora tak
berflagel (aplanospora) yang dihasilkan oleh sporangium.
Generatif: dengan konjugasi hifa (+) dengan hifa (-) akan
menghasilkan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
Chlamidomucor oryzae,
Mucor javanicus, untuk pembuatan tape.
Mucor mucedo, biasa hidup di kotoran ternak dan roti.
Pilobolus crystallinus, hidup pada kotoran hewan.
Plasmopora viticola, Parasit pada anggur.
Rhizopus nigricans, terdapat pada tempe.
Rhizopus nodusus, Menghasilkan asam laktat.
Rhizopus oligosporus, jamur tempe.
Rhizopus oryzae, untuk pembuatan tempe.
Rhizopus stolonifer, terdapat pada roti basi.
Sclerospora maydis, parasit pada butir jagung.
2. Ascomycota (Jamur
Askus)
Ascomycota disebut juga jamur kantong.
Ciri khas Ascomycota adalah memiliki alat pembentuk spora
yang disebutaskus (jamak: aski). Askus merupakan struktur seperti
kantung. Askus tersebut berkumpul dalam tubuh buah yang disebut askokarp.
Setiap askus akan menghasilkan askospora.
Tubuh ada yang uniseluler (Saccharomyces cerevisiae), namun
kebanyakan multiseluler.
Ascomycota multiseluler, hifanya bersekat dan berinti
banyak.
Ascomycota ada yang tidak membentuk tubuh buah (Neurospora
crassa), dan ada yang membentuk tubuh buah (Xylaria comossa, Nectria
cinnabarina, Tuber melanosporum, dan Morchella esculenta).
Bentuk tubuh ascomycota beragam, antara lain seperti
mangkuk, bulat dan bulat panjang.
Hidupnya ada yang saprofit pada tanah atau sisa-sisa
organisme, parasit pada tumbuhan dan hewan, dan bersimbiosis dengan akar
tumbuhan tinggi membentuk mikoriza.
Reproduksi:
Vegetatif : pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas,
pada yang multiseluler membentuk spora berdinding tebal (konidiospora atau
konidia; tunggal: konidium) yang terbentuk pada ujung konidiofor.
Generatif : Membentuk askospora yang dibentuk di dalam askus
yang menyerupai kantong. Di dalam kantong terdapat 8 spora. Askus-askus itu
berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.
Contoh spesies:
Apergillus niger, untuk menjernihkan sari buah dan penyebab otomycosis.
Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin Þ
hidup pada biji-bijian. Aflatoksin salah satu penyebab kanker hati.
Aspergillus fumigatus, parasit paru-paru burung.
Aspergillus nidulans, penyebab automikosis/penyakit telinga.
Aspergillus oryzae, untuk membuat tape, sake dan kecap.
Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap, tauco, sake, asam
nirat dan asam oksalat.
Claviceps purpurea, penyebab penyakit ergot pada
tanaman gandum. Tanaman gandum yang berpenyakit ergot jika dimakan oleh hewan
ternak atau manusia akan menyebabkan penyakit yang disebut ergotisma. Gejala
ergotisma adalah kejang otot dan kelumpuhan.
Laboulbenia, parasit pada serangga.
Morchella esculenta, tubuh buahnya dapat dimakan.
Nectria cinnabarina, parasit pada kayu manis.
Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom.
Neurospora sitophila (Monilia sitophila), untuk
pembuatan oncom.
Penicillium camemberti, berguna untuk mengharumkan
keju.
Penicillium chrysogenum, penghasil antibiotik pinisilin.
Penicillium glaucum, hidup pada sisa roti dan nasi.
Penicillium notatum, penghasil antibiotik pinisilin.
Penicillium roqueforti, berguna untuk mengharumkan
keju.
Reosellina arcuata, hidup pada potongan akar.
Saccharomyces cerevisiae, mengubah glukosa menjadi alkohol
dan CO2 dalam proses fermentasi sehingga banyak digunakan sebagai
pengembang roti dan kue juga untuk membuat tape.
Saccharomyces ellipsoideus, untuk fermentasi cairan buah
anggur menjadi minuman anggur (wine).
Saccharomyces ovale, untuk membuat tape.
Saccharomyces sake, untuk membuat sake jepang.
Saccharomyces tuac, untuk mengubah air nira menjadi tuak.
Sarcoscypha coccinea, tubuh buahnya dapat dimakan.
Trichoderma, penghasil enzim selulosa dalam jumlah yang
cukup besar dan berfungsi untuk mencerna selulosa.
Tuber melanosporum
Venturia inaequalis, penyebab penyakit yang merusak
buah apel.
Xylaria comossa
3. Basidiomycota (Jamur
Basidium)
Tubuh buah disebut basidiokarp. Basidiokarp tersusun
atas basidium-basidium yang di dalamnya berisi spora (basidiospora). Basidium
ada yang terdiri atas satu sel dan ada yang bersekat-sekat terbagi menjadi 4
bagian sel.
Basidiokarp berbentuk pipih, berombak, seperti payung
(supa), bulat bertangkai, setengah lingkaran, lunak, keras seperti kayu.
Umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata
telanjang.
Tubuh multiseluler terdiri atas hifa yang bersekat dengan
sambungan apit (clamp connection).
Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal
dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel
penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium
primer atau persatuan dua basidiospora).
Hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup,
misalnya serasah daun di tanah, merang padi, atau batang pohon yang mati. Atau
parasit pada tumbuhan dan manusia. Atau bersimbiosis dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza.
Reproduksi:
Vegetatif: dengan membentuk tunas, dengan spora konidia, dan
fragmentasi miselium.
Generatif: dengan alat yang disebut basidium, basidium
berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora yang
disebut basidiospora.
Contoh spesies:
Agaricus malleus, parasit pada jeruk.
Amanita muscaria, menghasilkan racun muskarin yang dapat membunuh
lalat, dan jika dimakan dapat menyebabkan halusinasi.
Amanita phalloides, menghasilkan racun falin yang merusak
darah.
Amanita ocreata, beracun dan mematikan jika dimakan.
Auricularia polytricha (jamur kuping), dapat dimakan
dan sudah dibudidayakan.
Clavaria zippelli (supa mayang), hidup saprofit pada
tanah di hutan.
Corticium salmonella (jamur upas), parasit pada pohon
buah-buahan dan karet.
Corticium salmonicolor, parasit pada ranting tumbuhan.
Exobasidium vexans, parasit pada pohon teh penyebab penyakit
cacar daun teh atau blister blight.
Ganoderma applanatum (jamur kayu), sebagai obat atau
makanan suplemen.
Lentinulla edodes (jamur shitake), dapat dimakan.
Pleurotes (jamur tiram), enak dimakan.
Puccinia arachidis, Parasit pada tanaman kacang tanah.
Puccinia graminis (jamur karat), parasit pada daun
tanaman pertanian dari famili Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
Schleroderma aurantium (jamur so), bagian glebanya
dapat dimakan.
Ustilago compestris (jamur kaleng).
Ustilago maydis (jamur api), parasit pada jagung.
Ustilago vireus, parasit pada padi
Volvariella volvacea (jamur merang) disebut
juga champignon atau juga jamur merang karena hidup saprofit pada
merang atau tangkai padi (jerami), jamur ini dapat dimakan dan sudah
dibudidayakan.
4. Deuteromycetes
Disebut juga Fungi Imperfecti (jamur tidak
sempurna) karena pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan
secara generatif (seksual).
Reproduksi jamur ini secara aseksual dengan menghasilkan
konidia atau menghasilkan hifa khusus disebut konidiofor.
Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik,
sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias.
Contoh :
Alternaria, penyebab busuk pada tanaman budidaya,
tomat dan kentang.
Curvularia, parasit pada rerumputan.
Epidermophyton floocosum (jamur kulit), penyakit kaki
atlit pada manusia.
Epidermophyton, penyebab penyakit kurap.
Fusarium, menyerang tanaman kubis, tomat, padi, pisang, dll.
Helminthosporium oryzae, merusak kecambah dan menyerang
buah-buahan sehingga menimbulkan noda-noda pada daun inang dan buah yang
terserang berwarna hitam.
Microsporum sp., penyebab penyakit kurap.
Sclerotium rolfsii, parasit pada bawang merah.
Tinea versicolor, jamur panu.
Trichophyton sp., penyebab penyakit kurap.
Verticillium, penyebab layu pada bibit-bibit tanaman.
Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik
peran yang merugikan maupun yang menguntungkan.
1. Jamur yang
menguntungkan
· Rhizopus
oryzae, Rhizopus nigricans, dan Rhizopus oligosporus, untuk pembuatan
tempe.
· Mucor
javanicus, untuk pembuatan tape.
· Neurospora
crassa dan Neurospora sitophila (Monilia sitophila), untuk
pembuatan oncom.
· Aspergillus
oryzae, untuk membuat tape, sake dan kecap.
· Aspergillus
wentii, untuk pembuatan kecap, tauco, sake, asam nirat dan asam oksalat.
· Saccharomyces
cerevisiae dan Saccharomyces ovale, mengubah glukosa menjadi
alkohol dan CO2 dalam proses fermentasi sehingga banyak digunakan sebagai
pengembang roti dan kue juga untuk membuat tape.
· Auricularia
polytricha (jamur kuping), Lentinulla edodes (jamur
shitake),Morchella esculenta, Pleurotes (jamur
tiram), Schleroderma aurantium(jamur so), Sarcoscypha coccinea, dan Volvariella
volvacea (jamur merang), dapat dimakan.
· Penicillium
camemberti dan Penicillium roqueforti, berguna untuk mengharumkan
keju.
· Ganoderma
applanatum (jamur kayu), sebagai obat atau makanan suplemen.
· Penicellium
chrysogenum dan Penicellium notatum, untuk pembuatan antibiotik
· Usnea
barbata dan Usnea dasypoga, untuk obat tuberculosis, penghasil
antibiotik asam usnin.
· Saccharomyces
ellipsoideus, Saccharomyces sake dan Saccharomyces tuacdapat
menghasilkan alkohol.
· Higroporus dan Lycoperdon perlatum, berguna
sebagai dekomposer.
2. Jamur yang merugikan
· Agaricus
malleus, Albugo, Alternaria, Exobasidium vexans, Fusarium,Phythophthora
infestan, Phytium, Phytophthora faberi, Phytophthora nicotianae, Puccinia
graminis (jamur karat), Venturia
inaequalis, danVerticillium, merupakan parasit pada tanaman
pertanian.
· Claviceps
purpurea, penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Tanaman gandum yang
berpenyakit ergot jika dimakan oleh hewan ternak atau manusia akan menyebabkan
penyakit yang disebut ergotisma. Gejala ergotisma adalah kejang otot dan
kelumpuhan.
· Helminthosporium
oryzae, merusak kecambah dan menyerang buah-buahan sehingga menimbulkan
noda-noda pada daun inang dan buah yang terserang berwarna hitam.
· Aspergillus
fumigatus, menyebabkan penyakit paru-paru burung (aspergilosis).
· Candida
sp., penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.
· Epidermophyton
floocosum (jamur kulit), penyakit kaki atlit pada manusia.
· Pneumonia
carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
· Aspergillus
nidulans, Aspergillus niger. Keduanya menyebabkan penyakit pada telinga
(otomikosis).
· Deuteromycetes, Microsporum
sp., Tinea versicolor, Trichophyton sp.,menyebabkan penyakit kulit
(dermatomikosis).
· Amanita
muscaria, Amanita ocreata, Amanita phaloides, Aspergillus
flavus, menghasilkan racun.